CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

5.29.2008

seDjaRah kEbAngkiTAn nAsiOnaL . . .

Kebangkitan Nasional..,
Masa ini ditandai dua peristiwa penting yaitu, BOEDI OETOMO ( 20 Mei 1908 ), dan ikrar SUMPAH PEMUDA ( 28 Oktober 1928 ). Masa ini adalah dampak Politik Etis, yang mulai diperjuangkan sejak masa multatuli.

Tokoh-tokoh Kebangkitan Nasional adalah : Sutomo, Gunawan, dr. Tjipto Mangunkusumo, Suwardi Suryoningrat ( Ki Hajar Dewantara ), dr. Douwes Dekker, dll.

Selanjutnya, pada tahun 1912 berdirilah partai politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini pula haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam ( solo ), KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah ( Yogyakarta ), dan Dwijo Soewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera ( Magelang ).

...Saat Ini, tAnggaL 20 Mei, diperingati sebagai HARI KEBANGKITAN NASIONAL . . .
...SemoGa, kiTa benar-benar bisa bangkit..BANGKIT UNTUK INDONESIA TERCINTA...



5.13.2008

bEnaNG kuSut di PendiDikaN kiTa

Ada Delapan masalah Pendidikan yang harus menjadi perhatian, antara lain :

1. Kebijakan Pendidikan
2. Perkembangan anak Indonesia
3. Guru
4. Relevansi Pendidikan
5. Mutu Pendidikan
6. Pemerataan Pendidikan
7. Manajemen Pendidikan, dan
8. Pembiayaan Pendidikan

Dapat dicontohkan disini, Perkembangan anak sebagai salah satu titik sentral dari proses Pendidikan. Saat ini, hampir tidak ada penelitian pengembangan tentang anak Indonesia secara Psikologi, antropologi, dan Filsafat.

Demikian pula dengan kebijakan, Masyarakat kita saat ini memiliki pemikiran negatif terhadap pendidikan di Indonesia dengan pameo "ganti menteri, ganti kebijakan".

banyak sekali kebijakan, yang mungkin belum sempat dievaluasi. Masih ingat, dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Link and Match, di masa reformasi muncul sistem baru yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Manajemen berbasis sekolah, Lifeskill, serta dewan dan komite sekolah yang membingungkan.

Prof. Dr. Winanrno Surakhmad sempat berkata, mengurai benang kusut pendidikan perlu dimulai dari memahami falsafah pendidikan. Falsafah pendidikan itu yang nantinya menjadi dasar sehingga tidak ada masalah dengan pergantian menteri, dan kebijakannya.
Beliau juga berkata, bahwa " Pendidikan itu memanusiakan manusia dan belajar untuk hidup ".

Mungkin ini yang kurang disadari oleh kebanyakan guru kita.

(Disadur dari, suAra hAriAn kOMpAs)




5.12.2008

pReAmbLe. . .









informasi sebagai sumberdaya percepatan perilaku ekonomi, politik, sosial, dan budaya, menyebabkan arus dan daya serap informasi dilakukan melalui media elektronik yang serba cepat pula.

Konteks globalisasi ini juga tidak terhindarkan dalam kebijakan yang terkait dengan tata kelola (governance) kelembagaan. Informasi-informasi yang terkait dengan kebijakan-kebijakan pembangunan pendidikan harus secara serta merta menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan perubahan masyarakat lokal dalam prospektif global yang serba cepat pula. Kaidah think globally, act locally adalah salah satu cerminan tentang bagaimana informasi di kawasan dunia dan antar negara memiliki peluang yang sangat cepat untuk merubah perilaku budaya lokal setempat melalui penetrasi informasi.

Karena obyek pembangunan pendidikan adalah masyarakat sebagai entitas suatu bangsa, maka informasi yang disampaikan juga harus merupakan media komunikasi yang mengandung makna pendidikan dan pembelajaran, sehingga perubahan perilaku yang diakibatkannya merupakan perubahan perilaku kolektif dari suatu bangsa dalam proses membangun.

Untuk menjawab tantangan inilah Call Centre Jardiknas dijadikan salah satu sumber informasi pendidikan dan pembelajaran yang mampu memberikan kontribusi positif dalam merubah perilaku membangun bangsa agar memiliki perilaku membangun yang sarat dengan pengetahuan (knowledge based society).

SeMogA



5.10.2008

FaKtOr yAng meMPengAruHi kuAlitAs pEndiDikaN - InDonEsiA

Ada 2 Faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, Khususnya di Indonesia

Faktor Internal, Meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departement Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan dan juga Sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik.

Faktor Eksternal, Adalah masyarakat pada umunya. Dimana, masyarakat merupakan ikon dan merupakan tujuan dari pendidikan, atau kata lain sebagai objek pendidikan.



5.07.2008




Pelatihan ke 2, Agent Call Centre Jardiknas ... ini lagi bReak..

MentEri pEndiDikaN kiTa daRi taON '45 sAmpE '08

1. Ki Hadjar Dewantara 19 Agustus 1945 S/d 14 November 1945 bernama Menteri Pengajaran
2. Todung Sutan Gunung 14 November 1945 S/d 12 Maret 1946
3. T. S. G. 12 Maret 1946 S/d 2 Oktober 1946
4. Soewandi 2 Oktober 1946 S/d 27 Juni 1947
5. Ali Sastroamidjojo 3 Juli 1947 11 November 1947
6. Ali Sastroamidjojo 11 November 1947 S/d 29 Januari 1948
7. Ali Sastroamidjojo 29 Januari 1948 S/d 4 Agustus 1949 bernama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
8. Teuku Mohammad Hasan 19 Desember 1948 S/d 13 Juli 1949
9. S. Mangunsarkoro 4 Agustus 1949 S/d 20 Desember 1949
10. Abu Hanifah 20 Desember 1949 S/d 6 September 1950
11. S. Mangunsarkoro 20 Desember 1949 S/d 21 Januari 1950
12. S. Mangunsarkoro 21 Januari 1950 S/d 6 September 1950
13. Bahder Djohan 6 September 1950 S/d 20 Maret 1951
14. Wongsonegoro Sukiman-Suwirjo 27 April 1951 S/d 3 April 1952
15. Bahder Djohan 3 April 1952 S/d 30 Juli 1953
16. Mohammad Yamin 30 Juli 1953 S/d 12 Agustus 1955
17. RM Suwandi Burhanuddin Harahap 12 Agustus 1955 S/d 24 Maret 1956 bernama Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan
18. Sarino Mangunpranoto 24 Maret 1956 S/d 14 Maret 1957 bernama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
19. Prijono 9 April 1957 S/d 10 Juli 1959
20. Prijono 10 Juli 1959 S/d 18 Februari 1960 bernama Menteri Muda Pendidikan dan Kebudayaan
21. Prijono 18 Februari 1960 S/d 6 Maret 1962 bernama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
22. Prijono 6 Maret 1962 S/d 13 Desember 1963
23. Prijono 13 Desember 1963 S/d 27 Agustus 1964
24. Prijono 27 Agustus 1964 S/d 28 Maret 1966
25. Sarino Mangunpranoto 28 Maret 1966 S/d 25 Juli 1966
25. Sarino Mangunpranoto 25 Juli 1966 S/d 11 Oktober 1967
26. Sanusi Hardjadinata 11 Oktober 1967 S/d 6 Juni 1968
27. Mashuri 6 Juni 1968 1968 S/d 28 Maret 1973
28. Sjarief Thajeb 28 Maret 1973 S/d 29 Maret 1978
29. Daoed Joesoef 29 Maret 1978 S/d 19 Maret 1983
30. Nugroho Notosusanto 19 Maret 1983 S/d 3 Juni 1985
31. Fuad Hassan 30 Juli 1985 S/d 21 Maret 1988
32. Fuad Hassan 21 Maret 1988 S/d 17 Maret 1993
33. Wardiman Djojonegoro 17 Maret 1993 S/d 16 Maret 1998
34. Wiranto Arismunandar 16 Maret 1998 S/d 21 Mei 1998
35. Juwono Soedarsono 23 Mei 1998 S/d 20 Oktober 1999 bernama Menteri Pendidikan Nasional
36. Yahya Muhaimin 23 Oktober 1999 22 S/d Juli 2001
37. Abdul Malik Fadjar 10 Agustus 2001 S/d 20 Oktober 2004
38. Bambang Sudibyo 20 Oktober 2004 Sekarang

...Dan, bagaimana perkembangan Pendidikan negara kita ? ? ? ? ?





5.06.2008

pEndiDIkAN daN fiLosoFi nya . . . mAri mAnfaAtkan peNDidikAn di ruMah kiTa

Pendidikan, Merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan diri pribadi dan masyrakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.

Filosofi Pendidikan,
Pendidikan biasanya berawal pada saat seseorang bayi itu dilahirkan, dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak masyarakat kita, dengan memainkan musik dan membacakan sesuatu kepada bayi dalam kandungan dengan harapan mereka akan (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.
Banyak orang berkata, pengelaman hidup sehari-hari lebih berarti dari pada pendidikan formal. Seperti kata MARK TWAIN, " Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan Saya".
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Maka dari itu, Mari kita biasakan memanfaatkan pendidikan yang ada pada keluarga kita.

5.05.2008

uPaya pRomosi 500 005

Seiring dengan usaha untuk terus menambah wawasan seputar JARDIKNAS dan Dapodik, kami para Agent Call Centre Jardiknas juga terus berupaya untuk melakukan promosi dan pengenalan pada khalayak umum, dengan prioritas utama yaitu para Warga yang berhubungan langsung dengan dunia Pendidikan.
Salah satu upaya promosi dan pengenalan yang kami lakukan adalah, kegiatan Out Bond Call, yaitu kegiatan telpon yang kami lakukan dengan cara menghubungi sekolah-sekolah dari tingkat Sekolah dasar hingga Sekolah Menengah Atas.

Kami berharap dengan adanya Informasi yang kami sampaikan melalui telepon, dapat mewakili Promosi yang belum terlaksana secara riil oleh Pemerintah kita.
Harapan kami, tidak hanya banyaknya jumlah Customer yang menghubungi Call Centre 500 005, tapi juga semakin terpenuhinya kebutuhan infomasi para Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Informasi lainnya yang bisa kami upayakan guna memajukan perkembangan dunia pendidikan negeri kita.

DAPODIK

Merupakan data utama dalam pengelolaan manajemen pendidikan nasional. Seiring dengan pembangunan sistem Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS). Maka pengelolaan seluruh data tersebut dikelola dan diintegerasikan pada sistem database secara terpusat di DEPDIKNAS dan dapat diakses secara online ke seluruh institusi/lembaga pendidikan di tingkat pusat maupun daerah. Kata Kunci DAPODIK adalah

- Pencatatan riwayat data pendidikan yang konsisten dan kontinyu secara nasional.
- Sistem pengelolaan data secara online real time.
- Nomor Induk Siswa Nasional ( NISN ).
- Nomor Pokok Sekolah Nasional ( NPSN ).
- nomor Unik Pendidik dan Tenaga Pendidikan ( NUPTK ).
- Berlaku bagi seluruh siswa dan mahasiswa, sekolah dan perguruan tinggi, guru, dosen, karyawan di seluruh Indonesia.

5.03.2008

Tujuan Jardiknas

Sebagai media komunikasi dan informasi online antar intitusi dan komunitas pendidikan di seluruh Indonesia dalam rangka peningkatan mutu, pemerataan akses. transparasi, dan akuntabilitas pendidikan nasional.

Visi jardiknas

Terdepan dalam pengembangan infrastruktur jaringan online untuk kemajuan dunia pendidikan skala nasional dan internasional.

Misi Jardiknas

- Sebagai infrastruktur pendukung utama program peningkatan mutu,pemertaan akses dan peningkatan tata kelola serta akuntanbilitas pendidikan nasional berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
- Sebagai media pendukung utama proses komunikasi dan informasi yang terpadu antar instituasi dan komunitas pendidikan se- Indonesia.
- Sebagai infrastruktur pendukung utama program pengembangan sistim informasi Administrasi pendidikan Nasional ( SIDIKNAS / e-Administrasi ) dan pengembangan pembelajaran berbasis elektronik ( e-learning ) yang terpadu.





Logo Jardiknas





Moto Jardiknas,

Masa Depan Online ( On line The Future )
Arti moto tersebut adalah, bahwa dengan Jardiknas pendidikan di Indonesia telah siap untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan kemajuan pendidikan baik saat ini atau masa depan.



Tanggal 29 - 30 April 2008 Kemarin, Kami agent Call Centre Jardiknas, mendapatkan pelatihan untuk yang kedua kalinya. Untuk pelatihan kali ini, kami mendapatkan pendalaman materi tentang Prosedur operasional Jardiknas yang disampaikan oleh sdr. Doddy, dan materi Aplikasi Pop Up yang disampaikan oleh sdr. Bayu.
Meski pelatihan hanya dilaksanakan dalam 2 hari, kami harap informasi yang kami peroleh dapat menambah pengetahuan kami tentang Jaringan dan Aplikasi, guna menunjang kemajuan Call Centre Jardiknas.

Untuk Informasi mengenai, Prosedur Operasional Standart Pengelolaan Infrastruktur Jardiknas,Silahkan buka di
http://www.jardiknas.diknas.go.id